QFD (Subagyo, 2000) adalah suatu cara untuk meningkatkan kualitas barang atau jasa dengan memahami kebutuhan konsumen, lalu menghubungkannya dengan ketentuan teknis untu menghasilkan barang atau jasa di tiap tahap pembuatan barang atau jasa yang dihasilkan.
Sementara itu menurut (Gaspersz, 2001), QFD adalah suatu proses atau mekanisme untuk menentukan kebutuhan pelanggan dan menerjemahkan kebutuhan-kebutuhan itu ke dalam kebutuhan teknis yang relevan, dimana masing-masing area fungsional dan level organisasi dapat mengerti dan bertindak, QFD mencakup juga monitor dan pengendalian yang tepat dari proses operasional menuju sasaran.
Tahapan QFD
Tahapan penggunaan QFD (Subagyo, 2000) adalah sebagai berikut:
1. Mengidentifikasi kemauan pelanggan. Dalam hal ini pelanggan atau konsumen ditanya mengenai sifat yang diinginkan dari suatu produk.
2. Mempelajari ketentuan teknis dalam menghasilkan barang atau jasa. Hal ini didasarkan data yang tersedia, aktivitas dan sarana yang digunakan dalam menghasilkan barang atau jasa, dalam rangka menentukan kualitas pemenuhan kebutuhan pelanggan.
3. Hubungan antara keinginan pelanggan dengan ketentuan teknis. Hubungan ini dapat berpengaruh kuat, sedang atau lemah. Setiap aspek dari konsumen diberi bobot, untuk membedakan pengaruhnya terhadap kualitas produk.
4. Perbandingan kinerja pelayanan. Tahap ini membandingkan kinerja perusahaan dengan pesaing. Nilai yang digunakan untuk kinerja terbaik nilai 5 dan yang terburuk nilai 1.
5. Evaluasi pelanggan untuk membandingkan pendapat pelanggan tentang kualitas produk yang dihasilkan oleh perusahaan dengan produk pesaing. Nilai yang digunakan antara 1 sampai 5. Kemudian dibuat rasio antara target dengan kualitas setiap katagori.
6. Trade off untuk memberikan penilaian pengaruh antar aktivitas atau sarana yang satu dengan yang lainnya.
Keuntungan QFD
Keuntungan utama metode QFD yang diekspresikan dalam sebuah matriks (Gaspersz, 2001) adalah sebagai berikut:
- Memperjelas area dimana tim pengembangan produk perlu untuk memenuhi informasi dalam mendefenisikan produk atau jasa yang akan memenuhi kebutuhan konsumen.
- Mempunyai bentuk yang jelas dan teratur serta kemampuan untuk penelusuran kembali pada kebutuhan konsumen dari seluruh data atau informasi yang tepat dalam hal defenisi, desain, produksi dan penyediaan produk dan jasa.
- Menyediakan forum untuk analisis masalah yang timbul dari data yang tersedia mengenai kepuasan konsumen dan kemampuan kompetisi produk atau jasa.
- Menyimpan perencanaan untuk produk sebagai hasil keputusan bersama.
- Dapat digunakan untuk mengomunikasikan rencana terhadap produk untuk mendukung manajemen dari pihak lainnya yang bertanggung jawab terhadap implementasi dari rencana tersebut.
Prof. Dr. Ir. Marimin MSc. 2004. Teknik dan Aplikasi Pengambilan Keputusan Kriteria Majemuk. Grasindo: Jakarta
Silvia, Evanila. 2007. Disain Jaringan Syaraf Tiruan Untuk Prediksi Kualitas Gula Kristal Putih. Institut Pertanian Bogor: Bogor
0 komentar:
Posting Komentar